Kamis, 17 November 2016

Bagi sobat-sobat sekalian terutama generasi 90'an pasti pernah mendengar nama dari Poppy Mercury. Mungkin juga sobat sekalian merupakan penggemar dari penyanyi wanita yang terkenal pada awal tahun 90an, Ia memiliki suara khas yang sangat merdu, Lagu-lagunya yang terkenal adalah Surat Undangan dan Hati Siapa Tak Luka. Sayangnnya penyanyi Fenomenal yang beraliran slow rock ini wafat dalam usia yang relatif muda yaitu 21 tahun ketika namanya sedang meroket di belantika musik tanah air tahun 90an. Mengenai profil dan biografi Poppy Mercury, beliau dilahirkan dengan nama asli Poppy Yusfidawaty yang kemudian terkenal dengan nama Poppy Mercury. Ia lahir pada tanggal 15 November 1973 di Kota Bandung. Beliau adalah anak ke lima dari tujuh bersaudara pasangan Kemal Johan dan Titi Supiyati. 

Masa Kecil Poppy Mercury
Di masa kecil Poppy Mercury mulai bersekolah di SD Padjajaran Bandung kemudian melanjutkan sekolahnya di SMP Negeri 9 Bandung, dan tamat dari sana ia kemudian masuk di SMA Korpri Bandung. Sejak bersekolah Poppy Mercury memang senang bernyanyi dan dikenal memiliki suara yang merdu, selain itu ia dikenal mahir dalam memainkan beberapa alat musik sebut saja Piano dan juga Gitar. Selepas tamat dari SMA, ia tidak melanjutkan studinya ke perguruan tinggi, ia lebih memilih untuk bekerja di Bank BTPN selama 4 tahun. Disinilah kemudian bakat bernyanyi Poppy Mercury semakin menanjak dimulai dari ia bergabung dengan Band AS BTPN.

Karir Musik dan Peluncuran Album Pertama  
Karir musik wanita yang dikenal selalu tampil sederhana dan low profile ini cepat menanjak, Single nya yang pertama berjudul Terlalu Pagi yang keluar pada tahun 1990, kemudian pada tahun 1991, ia kemudian berduet dengan penyanyi asal malaysia yaitu Saleem Iklim dalam lagu yang berjudul Fantasia Bulan Madu dan Suci Dalam Debu' kemudian akhirnya Poppy Mercury meluncurkan album perdananya yang berjudul Antara Jakarta dan Penang disusul Surat Undangan pada tahun 1992 serta Terlambat Sudah dan Antara Kau Dia dan Aku pada tahun 1993. 
Biografi Poppy Mercury - Si Penyanyi Kenangan
Poppy Mercury di Salah Satu Video Clipnya
Pada tahun 1994 Poppy Mercury kemudian meluncurkan album lagi yang terdengar lebih pop dibanding album sebelumnya yang lebih slow rock yang berjudul Biarkan Ku Pergi hingga kemudian pada tahun 1995 Album terakhirnya keluar yang berjudul Hati Siapa Tak Luka dan Tak Mungkin Dipisahkan.

Show Musik Terakhir
Tahun 1995
Advertisement
merupakan puncak ketenaran dari Poppy Mercury dan juga merupakan tahun terakhir dari Poppy Mercury. Musik Show nya di Pekan Raya di Kota Padang pada tanggal 2 Agustus 1995 merupakan show terakhir kalinya dari penyanyi yang memiliki suara sangat merdu ini. Sebelum berangkat kondisi kesehatan dari Poppy Mercury sudah tidak memungkinkan, ia memang ingin berencana membatalkan show tersebut namun panitia acara menjelaskan akan banyak dari para penggemarnya yang kecewa berat jika konsernya tersebut batal dan akhirnya Poppy tetap melanjutkan show nya tersebut.Meninggalnya Poppy Mercury
Keesokan harinya, sepulangnya dari Show nya tersebut, Kondisi Poppy Mercury menurun drastis dan semakin memburuk hingga kemudian ia dilarikan ke rumah sakit Hasdan Sadikin Bandung. Tiga hari dirumah sakit kemudian tepatnya pada tanggal 28 Agustus 1995 di pagi hari Poppy Yusfidawaty atau yang dikenal dengan nama Poppy Mercury akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya di umurnya yang berusia 21 tahun, menurut informasi Poppy meninggal karena penyakit komplikasi yaitu Maag, Bronkitis serta Rematik. Kematiannya tak lama setelah kematian penyanyi lain yaitu Nike Ardilla yang meninggal pada bulan maret 1995. Poppy Mercury kemudian dimakamkan di TPU Sirna Raga Bandung. Pemakamannya juga banyak dihadiri oleh para penggemar setianya yang ingin melihatnya untuk terakhir kalinya.  Selepas kematiannya, penyanyi Deddy Dores kemudian menciptakan lagu untuk mengenang Poppy Mercury serta Nike Ardilla yang berjudul 'Bandung Menangis Lagi' yang dinyanyikan bersama Nafa Urbach.
Penghargaan Poppy Mercury
  • Nominasi BASF Awards 1991, Album Antara Jakarta dan Penang
  • 2 HDX Awards 1992, album Surat Undangan (Sendiri Lagi)
  • BASF Awards 1993, single Badai Asmara
  • Lagu Favorit Video Musik Indonesia 1994, album Biarkan Ku Pergi
  • HDX Awards 1994, album Biarkan Ku Pergi
  • HDX Awards 1995, album Hati Siapa Tak Luka
Album
  • Antara Jakarta dan Penang (1991Surat Undangan (1992)
  • Terlambat Sudah (1993)
  • Antara Kau Dia dan Aku (1993)
  • Biarkan Ku Pergi (1994)
  • Hati Siapa Tak Luka (1995)
  • Tak Mungkin Dipisahkan (1995)
Single
  • Terlalu Pagi (1990)
  • Fantasia Bulan Madu (Feat Saleem Iklim) (1991)
  • Suci Dalam Debu (Feat Saleem Iklim) (1991)
  • Kugenggam Dunia (Feat Abiem Ngesti) (1992)
  • Badai Asmara (Kendala Cinta) (1993)
  • Tragedi Antara Kualalumpur Penang (1994)
  • Betapa Sayang Aku Padamu (1994)
  • Mama Aku Ingin Pulang (1994)
  • Satukanlah Hati Kami (1995)
  • Air Mata Jadi Saksi (1995)
Itulah sekelumit kisah mengenai profil dan biografi Poppy Mercury, Artikel diatas dihimpun dari berbagai sumber yang dapat dipercaya, dan semoga dapat artikel ini dapat bermanfaat bagi pembac

sejarah nike ardila

Awal karier

Nike Ardilla adalah gadis kelahiran Bandung tanggal 27 Desember 1975 dari pasangan Raden Eddy Kusnadi dan Nining Ningsihrat. Sejak kecil sudah mengawali karier dengan mengikuti berbagai festival menyanyi di Bandung, sampai kemudian bakatnya ditemukan oleh produser musik Deddy Dores. Karier musiknya di dunia hiburan pun dimulai.
Tahun 1987, Ibunya memboyong Nike Ardilla ke Himpunan Artis Penyanyi Musisi Indonesia (HAPMI) asuhan Djadjat Paramor. Di sana ia bertemu dengan Deni Kantong, guru menyanyinya, dan Deni Sabrie yang kemudian menjadi manajernya. Deni Kantong dan Sabrie memperkenalkannya pada Deddy Dores.
Deddy membuatkan beberapa lagu untuk album pertama Nike yang bertajuk Seberkas Sinar yang terjual lebih dari 500.000 ribu kopi.[3] Sebelumnya Deddy Dores juga sempat menyatukan Nike dengan dua anak didik Deddy dan Deni bernama Deni Angels bersama Cut Irna dan Lady Avisha.
Tahun berikutnya Nike merilis album keduanya yang bertajuk Bintang Kehidupan yang mendapatkan sambutan luar biasa, dan terjual dengan angka yang fantastis, yaitu dua juta unit. Selanjutnya Nike merilis album-album yang menjadi best seller. Karier Nike Ardilla dalam dunia seni peran juga berjalan mulus. Nike bermain film Kasmaran yang dibintangi juga oleh Ida Iasya dan Slamet Rahardjo, 1987.
Dan juga menjadi pemeran utama di Film Ricky Nakalnya Anak Muda bersama almarhum Ryan Hidayat pada tahun 1990 dan terus melahirkan film-film box officesepanjang periode akhir 80-an dan awal 90-an. Nike Ardilla juga sukses dalam beberapa sinetron. Selain sebagai penyanyi dan bintang film, Nike Ardilla juga mengawali kariernya sebagai seorang model. Terbukti dengan menjadi pemenang Favorit pada ajang GADIS Sampul 1990.[4]





Dominasi

Semenjak album perdana dirilis di penghujung 1989, nama Nike Ardilla masuk kejajaran artis papan atas dan diperhitungkan. Deni Sabri Management memang mempersiapkan Nike Ardilla untuk menjadi artis multi talenta, awal pembentukan Nike Ardilla menjadi artis memang disiapkan untuk menggantikan Cut Irna yang terkenal sebagai model, Meriam Bellina bintang film papan atas, dan diva rock '80-an Nicky Astria.
Jadi menurut Deni, Nike adalah perpaduan dari Nicky Astria, Meriam Bellina, dan Cut Irna. Bahkan sebelum album perdana sukses di pasaran, Nike sudah dilibatkan dalam produksi beberapa film box office di jamannya dan kegiatan yang berhubungan dengan modeling dan show di daerah-daerah dari Aceh sampai Papua.[5] 1990 adalah awal dominasi Nike Ardilla di dunia hiburan sehubungan dengan suksesnya secara komersial album Bintang Kehidupan, yang terjual 2.000.000 unit.[butuh rujukan]
Dilanjutkan dengan terpilihnya Nike Ardilla sabagai GADIS Sampul Favorit di ajang model yang sangat bergengsi. Jadwal konsernya setiap tahun penuh, tampil di acara-acara selebritas dan ajang penghargaan, membintangi beberapa film box office, bintang iklan,[6] tampil di sampul majalah, dan sebagainya. Mungkin karier Nike Ardilla terbilang singkat (1988-1995), hanya 6 tahun. Tapi dalam waktu singkat tersebut kariernya begitu cemerlang.
Tidak hanya di bidang musik saja Nike berkiprah, industri film tanah air pun tidak mau ketinggalan menggunakan Nike Ardilla sebagai pemeran utama di film-filmnya. Puluhan film box office dihasilkan Nike, bahkan film daerah paling laris, Kabayan, yang di bintangi Paramitha Rusady sebagai tokoh wanita utamanya, digantikan oleh Nike Ardilla. Nike juga sempat tampil di salah satu sinetron dengan rating tinggi arahan sutradara Putu Wijaya yang berjudul None, juga bersama Paramitha Rusady. Puluhan iklan pun telah dihasilkan Nike Ardilla.

Kematian

Pada tanggal 19 Maret 1995, kurang lebih pukul 06.15 pagi Nike Ardilla tewas dalam sebuah kecelakaan tunggal. Mobil Honda Civic berwarna biru metalik plat D 27 AK menabrak pagar beton bak sampah di Jalan Raden Eddy Martadinata. Diperkirakan Nike tewas seketika, tetapi saksi yang berada disekitar lokasi kecelakan menuturkan Nike belum meninggal saat kejadian, baru dalam perjalanan ke rumah sakit Nike meninggal.
Nike mengalami luka parah di kepala dan memar-memar di dadanya. Nike yang saat itu bersama manajernya, Sofiatun, baru saja kembali dari diskotik Polo. Isu-isu negatif seputar kematiannya berkembang di antaranya menyebutkan bahwa Nike mengendarai mobil dengan keadaan mabuk, tapi kemudian kabar itu dibantah keras oleh pihak keluarga dan saksi kunci kecelakaan itu. Sofiatun mengatakan Nike hanya meminum jus jeruk.
Hasil visum polisi menyebutkan tidak menemukan kadar alkohol dalam tubuh Nike. Ada kesimpangsiuran tentang waktu kematian Nike Ardilla, menurut saksi kejadian itu terjadi pukul 3 pagi, tapi saksi lain mengatakan bahwa kecelakaan itu terjadi pukul 5.45 pagi, laporan resmi mengatakan bahwa waktu kejadian adalah pukul 06.15 pagi. Nike Ardilla dimakamkan pada sore itu juga, diantar oleh ribuan penggemarnya beserta para artis ibukota. Kematiannya menghebohkan dunia hiburan Indonesia, ditangisi para fans yang sampai beberapa hari setelah kematiannya masih setia berada di kediaman Nike Ardilla.
Menurut Atun yang bersama Nike berada di mobil itu, dalam perjalanan pulang Nike mengendarai mobil itu dengan tidak menggunakan sabuk pengaman. Mobil Nike berusaha menyalip mobil berwarna merah di depannya yang berjalan sangat pelan. Namun ketika menyalip, dari arah berlawanan muncul mobil Taft melaju kencang, Nike langsung menghindari mobil Taft tersebut dan membanting setir terlalu ke kiri sehingga menabrak sebuah pohon dan langsung terpental menabrak pagar beton bak sampah di kantor Usaha Pribadi di jalan RE. Martadinata, dan Nike menghembuskan napasnya yang terakhir.
Ia meninggal dunia di saat popularitasnya sedang memuncak. Meski sudah wafat Namun Nike Ardilla Masih produktif mengeluarkan album, meskipun albumnya masih sama, hanya berganti cover saja. Sukses luar biasa yang ditorehkan lewat album Bintang Kehidupan, Membuat Deddy Dores menerapkan formula yang sama untuk album selanjutnya Nyalakan Api. Bisa dibilang Lagu jagoan di album ini Nyalakan Api secara tema dan progres lagunya mirip lagu Bintang Kehidupan.
Hasilnya, album ini pun laris manis di pasaran dan terjual mencapai 1,7 juta keping. Album ini didukung oleh banyak musisi-musisi ternama di jamannya. Sebut saja Ikang Fawzi, Deddy Dhukun, Doddy Lesmana, Dommy Allen, Teddy Riady dan Wildan. Meskipun angka penjualannya tak sedahsyat album Bintang Kehidupannamun album ini tetap meraih BASF AWARD sebagai album pop rock terlaris 1991.
Lagu Nyalakan Api terdengar di mana mana dan merajai tangga lagu di radio-radio tanah air.[7] Selama sejarah dunia hiburan Indonesia ada, hanya Nike Ardilla artis satu-satunya yang mendapatkan penghormatan paling tinggi di mana setiap tanggal kelahirannya dan kematiannya selalu diperingati

Pasca kematian

George Quinn, Dekan dari Fakultas Studi Asia di Universitas Nasional Australia melakukan penelitian tentang kebiasaan orang Jawa yang melakukan ziarah. Dan penghormatan biasanya dilakukan masyarakat Jawa kepada para orang suci Muslim seperti Wali Songo. Dan melihat penghormatan dan banyak bukti-bukti, hanya Nike Ardilla tokoh yang lahir di kebudayaan pop yang memiliki atau mempunyai penghormatan setara dengan para Wali Songo tersebut yang lahir di kebudayaan Gamelan.
Setiap tahun bahkan sampai 15 tahun wafatnya Nike Ardilla, ribuan orang telah melakukan ziarah baik itu sehari-hari atau setiap tanggal kematiannya dan tanggal kelahirannya Nike Ardilla. Maka dengan hal tersebut dapatlah di sebutkan kalau hanya Nike Ardilla yang menjadi bukti kegemilangan budaya pop. Di mana semenjak awal kariernya, berbagai poster Nike menghiasi ruang publik, baik itu kafe, bus, tv, sekolah, dan sebagainya.
Bahkan setelah kematiannya pun nama Nike Ardilla masih mengisi ruang-ruang publik. Buktinya, tempat-tempat suci didirikan seolah-olah mentasbihkan kalau Nike Ardilla adalah pahlawan dan tokoh baru pada zaman ini, Nike Ardilla resto and Gallery dibangun untuk mengenangnya di Sulawesi Barat dan Sulawesi Selatan. Bagaikan museum, makamnya selalu ramai dikunjungi semua kalangan. Tidak salah kalau George Quinn mentasbihkan Nike Ardilla setara dengan Para wali. 15 tahun kematiannya masih mampu mengisi ruang-ruang publik hingga saat ini.[9][10]

Pengaruh

Tak lama setelah kematianya nama Nike Ardilla justru menjulang. Publik masih terus membicarakan Nike Ardilla. Majalah Asia Week menafsirkan Nike dalam sebuah kalimat satir In Dead She Soared atau "Dalam Kematian Dia Bersinar". Setiap tahunnya ribuan penggemar yang tergabung dalam Nike Ardilla Fansclub melakukan ritual khusus pada tanggal 19 Maret dan 27 Desember yaitu berziarah ke makam dan mengadakan acara mengenang Nike seperti memutarkan film-film Nike dan menyanyikan lagu-lagu Nike di Bandung, tempat kelahiran dan tempat berpulangnya Nike.
Sebuah museum juga didirikan di Jalan Soekarno-Hatta, Bandung. Semua barang-barang Nike tersimpan di sana, seperti pakaian yang dikenakannya saat kejadian dan replika kamar Nike Ardilla. Selain itu, hampir semua album rekaman lagu-lagu Nike berhasil memperoleh penghargaan, terutama dari segi penjualan. Dalam rentang waktu yang relatif pendek, dia berhasil mengembangkan demikian jauh popularitas dan fanatisme penggemarnya bahkan melampaui apa yang diperoleh penyanyi terkenal yang sudah berkiprah puluhan tahun di dunianya.
Di Sulawesi Barat terdapat sebuah rumah makan dengan nama Rumah Makan Nike Ardilla yang berlokasi di WonomulyoPolewali Mandar. Setiap harinya, rumah makan tersebut memutarkan lagu-lagu Nike.[11